Menulis bisa jadi kebiasaan yang baik. Buat sebagian orang malah jadi penghidupan yang baik. Gue suka menulis bukan karena gue ngerasa hebat dalam menulis atau tulisan gue bagus tapi karena menurut gue menulis memberikan banyak makna untuk tidak melupakan rekaman kehidupan. Kita mungkin bisa mengingat jejak perjalanan dalam tempo yang cukup lama dan mungkin lebih lama lagi dengan mengunggahnya di laman facebook atau instagram. Tapi menulis status di FB dan IG gue rasakan tidak bisa memberi makna seperti yang muncul dari menulis di blog (
or book, occasionally) ada hikmah yang dengan sendirinya tumbuh dan ada memori yang melekat lebih kuat saat proses kita memikirkan kata yang pas untuk menceritakkannya sehingga memori itu terputar-teputar terus dikepala dan akhirnya, ya, perasaan terhadapnya jadi lebih dalam. Seperti potongan cokelat yg terasa lebih pahit (ingat tulisan gue tentang potongan hati).