Kamis, 04 Januari 2018

WONG BALI RASA OPPA, DAN KEMENPANRB YANG RAMAH


Tinggal dan bekerja di Jakarta adalah gambaran yg meragukan. Antara kesan megah nan glamor dan kesan crowded dan kejam ada di kota Jakarta. Ini ibarat kue tart yg enak tapi bentuknya eek. Kita tahu kita pengen kue tart, tapi bentuknnya yg kayak eek sering bikin kita mikir dua kali

Dan kini tiba saatnya gue harus ke Jakarta.




Gue harus pergi ke Jakarta karena surat tugas dinas di daerah selesai tanggal 3 Oktober 2017. Ini berarti gue harus kembali ke Kemendagri untuk menerima penugasan yang baru. Isu mulai menyebar, hawanya mulai terasa mencekik di selangkangan, denger-denger kebijakannya para Purna Praja penugasannya tidak akan kembali ke daerah asal.

Itu artinya gue ga akan pulang untuk waktu yang lama. Gue ga akan ketemu nyokap, bokap, koala, nayla, nayaka, cibor, kasur di kamar, stroberi depan rumah, tikus di balik lemari dan yang lainnya juga untuk waktu yang lama.

Pertama-tama gue harus bilang kalau agenda gue ke jakarta karena gue akan ikutan lomba pramuka tingkat nasional. Kegiatan gimana bakal gue ceritain nanti. Barang-barang udah siap. Tiket sudah dikirim oleh pihak Kemenpora. Penerbangan dari soekarno hatta siang itu gue dianter koala. Gue baru sadar, sekarang Terasa lebih sulit berpisah saat sudah bertunangan. Nangisnya jadi lebih lama, pegangannya jadi lebih kenceng, pas check in ternyata udah kelebihan 5 menit. Eaalaaahhh telat, Check in closed sob, angan2 naik pesawat mewah gratisan pupus. Gue gigit jari sampe putus.

Kegiatan lomba pramuka selesai tanggal 16 dan gue segera bergeser ke jatinangor. Ceritanya sih pengambilan sumpah PNS dan Pembekalan gitu. Sampai akhirnya tiba saatnya untuk pengumuman penempatan. Suasana balairung mulai mencekam, satu persatu nama dibacakan untuk masuk kedalam kelas-kelas. Tiap kelas mewakili provinsi mana yang akan dia tuju. Kami saling mencatat. Agar tahu nasib para sokab (sodara kabupaten), sokon (sodara kontingen), sotan (sodara mantan), dan so so so yang lain. Susasana mendengar ceramah berubah jadi lebih mirip suasana mendengar pengumuman undian kupon di acara jalan santai. "eh itu tadi siapa ya?" "eh ini giliran kemana ya?" "Yah ga dapet panci deh". sambil nanya sambil nyatet. Alhasil ternyata tidak ada yang dikembalikan ke daerah asalnya.

Gue menunggu dengan H2C (harap - harap cebok) Kapankah nama gue akan disebut. Karena hingga pembagian kelas ke 34 nama gue ga juga disebut. Gue sempat sedih dan berpikiran jelek "apakah gue batal jadi PNS?". "Apakah gue akan dikirim jadi TKI malaysia?" Ternyata tidak, sebanyak 280 orang yang belum disebut namanya sengaja dikumpulkan di balairung dan menerima pengarahan lanjutan untuk melapor ke kemendagri. Gue penempatan di pusat. yeay.

selama dua hari gelombang demi gelombang diberangkatkan ke soekarno hatta untuk menuju ke tempat penugasannya masing-masing. Tiap kelompok bis yang akan berangkat dilepas oleh mereka yang saling mengenal. Ada yang pelukan, ada yang nangis, ada yang melambaikan tangan ke bis. Udah mirip pelepasan jamaah haji sih. Suasana cukup haru saat itu.

(Lanjut kepada yang mendapatkan penempatan pusat)

Kami kemudian diminta berkumpul di kantor Kemendagri jumat Siang tanggal 27 Oktober, untuk menerima pembagian tempat penugasan kerja. Ruang aula gedung D terisi penuh waktu itu. Banyak wajah-wajah yang tidak asing. Semua saling berbincang dan bertanya kabar. Seperti biasa, keakraban yang tiba-tiba muncul di pertemuan-pertemuan awal perjalanan, karena tahu akan saling membutuhkan. Kami duduk rapi dan tenang. Setelah sekian sesi ceramah dan kena marah oleh senior akhirnya dibacakanlah pengumuman yang ditunggu-tunggu itu. Sebagian besar memang ada di Lingkungan kemendagri (setjen, dirjen, ipdn, bnpp, bpsdm) sebagian lainnya disebar keluar lingkungan kemendagri seperti kemenpora, bawaslu, kemendes, dll. gue kebagian di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Agak kaget dan ga percaya awalnya karena KemenPANRB bukan barang yang baru gue denger. Nama besar PANRB selalu terngiang di kepala angkatan 23 sebagai biangnya Penundaan CPNS angkatan. Rasa dongkol dan benci tumbuh subur di masa-masa madya dan nindya praja. Dan ternyaya, sekarang udah jadi purna malah ditugaskan disana. Mampuslah gue.






Di Kementerian yang dipimpin oleh pak Asman Abnur ini gue ga sendirian. Dalam Lampiran surat keputusan Penempatan nama gue tertulis bersama enam orang Purna lainnya : vega, bayu, lintang, kiki, dan shela. Sekilas tentang mereka, mereka adalah orang-orang yang gue kenal sifatnya baik (sejauh gue kenal di kampus). Mereka adalah orang-orang independen tapi juga tidak acuh. Diantara mereka ini Vega adalah orang yang baru pertama gue lihat. Dia dari Bali. Dan bagi gue selalu ada ketertarikan tersendiri ketika pertama berkenalan dengan teman baru dari Bali. Selain nama, banyak lagi hal-hal dari diri mereka yang unik. Entah aksennya, perilaku dan cara pandangnya atau gaya hidupnya. Menurut gue mereka (temen-temen Bali) ini unik dengan kekhasan daerah Bali yang kental dan mereka (sejauh yang gue kenal) termasuk salah satu yang      paling susah kehilangan ciri khas ke-Bali-annya. Kalau ga percaya suruh aja ngomong yang ada huruf T nya.

Vega ini orangnya baik dan ceria. Meski kadang banyak bingung-bingungnya. Bukan kadang, sih, sering :V . Meski bicaranya masih khas Bali tapi paras dan perawakannya mirip orang korea. Lebih tepatnya Korea Utara. Lebih tepatnya lagi Kim Jong Un. Itulah kenapa panggilan sayang Vega adalah Kim atau Un.

Ida Bagus Kim Jong

Hari pertama gue kerja di Kemenpan kesan pertama gue adalah adanya perbedaan budaya kerja antara di Kemenpan di Kemendagri. Mulai dari pakaian dinasnya hingga interaksi antar pegawai lintas jabatan dan lintas kedeputian. Orangnya ramah-ramah banget. Pejabat2nya juga low profile dan asyik2. Semoga ini jadi awal yang baik.

Kim Jong Un (berdiri paling kiri) bersama Squad Kemenvan Nan Tamvan

Waktu berlalu hari berganti, dan proses orientasi lingkungan kerja berjalan baik selama lima minggu. Kami akhirnya mendapat tempat penugasan kami masing-masing. Gue ditugaskan bekerja di biro umum, tepatnya sebagai Tukang Sapu Staf TU Sesmen.

Jam kerja TU Sesmen agak beda dengan posisi pekerjaan lain. Gue kerja mulai jam 7.30 sampai atasan pulang. Which is tak terprediksi. Jam pulang gue bisa jam 8 malem, jam 11 malem, pernah bahkan gue nginep di kantor. Gue curiga ini sebenarnya bagian dari pengkaderan petugas hansip.

Menjadi bawahan langsung eselon satu juga memberi tuntutan sendiri bagi gue. Diantaranya gaboleh panikan karena bisa membuat kita salah masuk pintu dan harus sabar karena karena kalau emosian bisa bisa kaki pimpinan dijepitin pintu mobil. Percaya gue deh. Gue udah buktiin kok.

Menteri PANRB dan Mantri Sunat Kucing

*

Bersyukur adalah cara terbaik agar kita dapat menjalani hidup dengan lebih baik. Mulai dari menerima apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Menerima tidak dalam arti sekedar membiarkannya ada di kehidupan kita tapi menerima dalam arti kita yang lebih dalam : memahami alasannya datang dihidup kita, menyadari bahwa dia hadir memang untuk kita dan meyakini kita bisa lakukan yang terbaik dengan itu.

#hasekhasek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar