Minggu, 22 Februari 2015

Futsal Adalah Permainan Yang Berbahaya

Januari, 2015

Agar tidak terjadi kesalahpahaman, gue terangin dulu bahwa gue orangnya ga ngerti maen futsal.

Menurut gue, permainan futsal adalah permainan yang semua orang bisa, tapi ga semua orang jago. Gue tergolong orang yang tidak jago bermain futsal. Maka, ketika gue udah turun dan berlaga dalam sebuah pertandingan, sebuah lapangan futsal bisa seketika berubah menjadi arena gladiator yang mematikan. #Sangat berbahaya.





Merujuk kepada KBBI (Kamus Besar Bahasa IBOR) Futsal (n) ; adalah sebuah permainan yang biasanya dimainkan para pria yang masing-masing sudah membawa dua bola, tapi masih kejar-kejaran untuk berebut satu bola. Lihat, Futsal adalah perlambang keserakahan kaum pria yang masih berebut sebuah bola hanya karena ukurannya lebih besar dari bola-bola milik mereka. Maka, jelaslah sudah, futsal dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa. #SangatBerbahaya.

Fikri, lurah di kesatuan gue, keturunan istimewa suku Baduy plus Betawi, Tiba-tiba datang bersorak dengan suka cita, penuh semangat "Robi, loe ga mau memperkuat pertahanan sektor B, futsal demi solidaritas?". Mendengar kata "futsal" disitu gue diem. Setengah bingung cobaan macam apa ini sehingga gue harus bermain permainan yang gue ga ngerti yaitu FUTSAL. Dan setelah cuma bisa mangap beberapa detik akhirnya gue jawab "Oke, gue ikut!". Damn. Gue mana bisa maen futsal? jangankan bisa, demen aja kagak! tapi tapi tapi, ini demi solidaritas kesatuan. Gue ga bisa nolak. Gue ga boleh nolak. khukhukhu. Ini sama aja kayak gue ga suka pedes, tapi Koala bilang "Kamu ga mau makan maichi level 10, demi aku?". Gue ga bisa nolak. Gue ga boleh nolak. Lihat, futsal ternyata juga bisa menjadi motif pemerasan yang keji. #SangatBerbahaya.

Di lapangan futsal, permainan memanas. Mungkin karena malam hari ini turun hujan. Keringat para pemain tampak mengucur deras bak semburan lumpur lapindo. Fikri tampak gesit memainkan bola di kakinya. Lincah dan cepat sekali. Amat profesional. Mitos menyebutkan, Fikri terlahir dengan bola futsal menggantung di tali pusarnya. Rachmadi tampak mengernyitkan dahinya, fokus untuk siap menangkap bola. Sedangkan gue cuma bisa baca yasin dipinggiran lapangan. Sampai akhirnya gol oleh Chatur di gawang sektor B merubah keadaan. "ganti pemain". Tampak beberapa pemain di sektor B dibongkar dengan pemain baru, termasuk gue. Satu persatu pemain baru masuk dengan baju futsal kebanggaan masing-masing. Imink, adalah sokam, mengenakan baju Sulselbar kebanggaan. Dia berperan sebagai striker. Tendangannya cepat dan akurat. Tidak percuma dia mandi pakai sabun Lux. Yogi dan Suhail berperan di belakang imink (gue ga tau nama posisinya apa) sedangkan Angga menjadi gawang. eh, menjaga Gawang, ding. Gue sendiri mendiami posisi paporit gue, sebagai Bek. Tepat di didepan kiper. Menurut gue, posisi Bek adalah posisi yang aman dari kesalahan karena kalau sebuah tim ga bisa ngegolin maka yang disalahin adalah striker, dan kalo gawang sendiri kebobolan maka yang salah adalah kiper. Muehehe, gue emang jenius. Tapi kejeniusan gue bercampur dengan sedikit dongo' ketika temen-temen menatap dengan tatapan kuda-lumping-goreng-apaan-ini ke arah gue yang mengenakan jersey jawa timur, tanpa sepatu. Ya, tanpa sepatu alias nyieker.

Seperti yang udah gue bilang dari awal. Gue ga jago maen futsal. Yang gue tau dari semua permainan bola adalah KEJAR BOLANYA, AMBIL, AMBIL, TENDANG GOLLL!. Di saat temen-temen gue bermain dengan teknik satu-jaga-satu (yang gue baru tau), gue justru sibuk berlarian kesana - kesini mengejar bola, dan begitu bola mendekat gue langsung ngibrit sambil teriak 'ciaaat!!' Lalu sapuan kaki gue bak tendangan sabit mencoba merebut bola. Hell, permainan kini telah berubah jadi pertempuran sengit. Korban berjatuhan dimana - mana. Tanah bergetar, Api berkobar. Terdengar sayup teriakan para pemain sektor A "kaki gue, arhh, kakiii guueeeee, bajingan loe iboooorrrrrr!". #SangatBerbahaya.

Permainan terus berlanjut. Gue makin semangat (baca : beringas sundul sana-sundul sini) . Sampai akhirnya sebuah perebutan bola lambung di depan gawang antara gue dan catur dan kakinya yang terangkat mencoba meraih bola datang dan ................. KRAK. SEBIJI TELOR TELAH PECAH. terhantam dengkul yang melayang tepat menyambar sarang burung garuda. khukhuu. Sang pemilik telorpun (gue sendiri) meraung kesakitan. Guling sana - guling kiri, bahkan sampe kayang - kayang tapi tetep aja nyilunya ga ilang-ilang. Yaoloh, ini permainan bola futsal kenapa bola gantung gue juga ikutan ditendang. khukhuukhuu. #TuhKanSangatBerbahaya

Gue langsung out dari lapangan. Meringis. merintih kesakitan. fhufhuu. #SangatBerbahaya

Setelah sekitar lima belas menit gue nonton pertandingan sambil meringis-meringis, sekarang gue masuk lagi (sambil nyengir nahan nyilu iBor junior). Belajar dari pengalaman, Jurus Gladiator rupanya cukup berbahaya diterapkan di lapangan futsal. Maka dari itu sekarang gue memilih untuk bermain cantik. Dengan taktik dan manajemen strategik berlari bagai itik (ini kenapa jadi IK semua?). Intinya, gue harus lebih berhati-hati agar tidak terjadi pecah telor untuk kedua kalinya. #SangatBerbahaya

Masih sebagai Gelandangan belakang, gue terus berupaya mempertahankan situasi aman agar bola tidak coba-coba mendekat ke gawang Sektor B (ciah). Gue hadang setiap potensi ancaman yang datang mendekat. Sampai suatu ketika seorang pemain tim lawan yang depressed tidak bisa mendekat ke gawang melancarkan shoot keras dari jarak jauh dan ................. KRAK. DUABIJI TELOR TELAH PECAH. Babihutankenabisul, kenapa sih ini burung garuda apes banget hari ini. Khukhuu. Gue harus segera telepon nyokap, bilang kalau garis keturunan kita telah terputus di lapangan futsal. #TuhKanApaGueBilangSangatBerbahaya

Akhir - akhir ini gue sering skypean. Lumayan ngobatin kangen sih. A true helper for LDRers... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar