Sabtu, 12 April 2014

Update Selingan..... again

Masih update selingan.. dan gue bingung, kenapa 'selingan'nya jadi banyak banget

Kita baru aja ngerayain ulang tahunnya koordinator kontingen Jatim XXIII di Sumbar. Dan kalau ada yang bilang hari ulang tahun adalah hari yang membahagiakan, mungkin dia harus coba ulang tahun di sini.

dimulai dari pertemuan yang biasa saja..... dan berakhir tragis!

Sesaat sebelum kejadian. Masih ganteng seperti biasa.

It is Batistha, actually

Tiup mass tiupp, kalo ga ntar eke yang hisapp

Tindakan tidak manusiawi (IPDN undercover)

NEW!! Super Ultra Creamy Sweet Facial Foam. membutakan dalam 2 minggu



Semriwiingg.... atis 'anune'! :3



















Gue baru beli sepatu baru buat mengakhiri penderitaan jempol gue yang telah lama gue biarin menjuntai indah dan kedinginan setiap aerobik pagi. Adidas white blue IDR 160K. Gue beli di pasar atas Bukittinggi. Dan satu hal yang gue notice belanja di pasar atas Bukittinggi : kalo kita nanyain harga sama abangnya pake bahasa minang itu sama dengan menawar seperempat harga yang ditawarkan. if you get lucky, kita bisa dapat barang dengan setengah dari harganya. Dan gue, bahasa minang aja ciek ciek, kalo disuruh nawar palingan diturunin 500 perak doang udah syukur.

Beruntunglah gue belanja ditemenin Pu, kenalan dari bengkel kreasi (hai pu....!) yang udah berbaik hati memberikan jasa tawar menawar buat gue. terimakasih pu, anda telah mendukung Gerakan Cepat Kaya (Gercepka) 2014! dengan ini berkuranglah satu rakyat miskin negeri ini. yeahh..

(Mungkin menawar-harga-barang-di-pasar emang harus jadi mata kuliah khusus di sini)

Sebelum pulang gue sempetin foto ama binatang-binatang mirip gue di sekitar jam gadang. Disini kita bisa maen ama pets pets peliharan Jam Gadang Reptile Community (JGRC). kebanyakan emang reptil, tapi gue beruntung bisa dapat special guest "Lulu" si musang bulan.

Easy Lulu... come to papa



























sepuluh rebu untuk ambil gambar satu ekor hewan. Bayangkan kalau ada seratus orang katrok kayak gue (yang doyan bawa gendong pet orang kemana-mana), bisa beneran kaya tuh JGRC. huehuehuuee. #ditimpuk pake kotoran Lulu

Sabtu ini emang asik-asik aja, ga ada hal kampret seperti yang biasa terjadi (daleman hilang, razia kumis, dan laen laen). bangun pagi, makan, apel, hahahihi, nganiaya anak orang sampe binatang piaraan orang. everything gone very okay. dan ini bikin gue mikir, keluarga gimana kabarnya ya?

holy crap. Homesick ini emang ga sopan, datangnya ga pake permisi.

Gue tiba-tiba kepikiran rumah. Ya, malam-malam gini gue kepikiran rumah. Mama lagi ngapain ya? Bokap pasti lagi ngopi di warung. Mas gue? ah, pasti udah adu ngiler ama Nayla. apa hari mereka se asik hari gue sekarang? apa menu di rumah hari ini apa ya? Damn, i really miss them, God.

kita emang ga bisa merasakan bagaimana berharganya memiliki sesuatu sampai sesuatu itu ga bisa kita miliki lagi atau mungkin 'hilang' dari pandangan. Gue lagi ngerasain ini, kehilangan. bukan, justru gue yang menghilang dari kehidupan di rumah gue. Dan keluarga gue, gue pasti bakalan kehilangan mereka. its just a matter of time now.

gue udah kehilangan om gue. lalu nenek gue. lalu nenek gue lagi. entah kapan tiba waktunya buat kakek gue, lalu bokap, lalu nyokap, mas gue.... satu per satu, atau mungkin bersamaan, orang yang paling kita cintai dan kita tidak ingin kehilangan, pada akhirnya harus 'hilang' dari pandangan kita.

tidak ada yang abadi dari seorang anak manusia kecuali pemikiran dan kenangan yang dia tinggalkan. tidak ada yang paling indah dari sebuah generasi kecuali cinta dan kebijaksanaan yang dia wariskan. potongan-potongan hati yang bisa terus diwariskan, kepada anak manusia, dan kepada anak dari anak-anaknya yang lain.

mungkin kita memang harus pergi, pergi jauh, agar tahu kenapa kita harus pulang, agar tahu siapa yang kita rindu. belajar untuk kehilangan. gue rasa gue harus make some call setelah ini.
April, 1st, via Facebook
mencoba masuk ke pasar Baso kemarin, tepat disaat keramaian. dengan pakaian dinas dan kewiraan yang angkuh. dengan sepatu PDH dan postur tinggi yang membuat bisa melihat ke segala arah tanpa terhalang apapun. merekam nuansa masyarakat pasar yang masih tradisional, mencium aroma harmoni desa. dan gemericik air gerimis yang turun terhalang terpal-terpal para pedagang pasar. oh, cuaca yang semakin menguatkan karakter pasar. hingga keras menghantam, menghilangkan kesadaran, membawaku pulang ke rumah. mengusik memori, ke tempat dimana kios pedagang buah tempatku biasa menunggu ibu belanja. dan penjual ikan, ayam, gayung panci dan alat dapur lainnya. dan hamparan obat dan ramuan. dan juga premannya. biasanya kalau sudah melihat preman aku akan bersembunyi di balik keranjang buah dagang milik tante. karena paman itu sangat usil kepadaku. dan ketika sudah diusili, aku hanya bisa memanggil-manggil ayah yang sedang ada di sawah.
tapi sekarang aku tidak lagi perlu untuk bersembunyi dibalik keranjang buah. ibu juga tidak akan membawaku ke pasar lagi karena kakak ipar sudah menggantikan tugasnya untuk belanja. dia terbiasa sendirian karena suaminya yang kakak kandungku tentu menjaga anaknya di rumah. dan ayah, kudengar ayah sudah 2 bulan ini tidak bisa ke sawah karena luka di kakinya tidak kunjung sembuh. memang resiko orang diabetes, leukositnya tidak bisa bekerja dengan baik.
dan rumah, apa kabarmu? kudengar Gedangmas sekarang kepala desanya baik ya? Lumajang juga makin go internasional, semoga semakin banyak orang yang sadar akan potensi hebat pisang lumajang, my beloved banana city. tapi kenapa Randuagung tidak ada kudengar kabarnya? wah wah, jangan sampai nanti camatnya dimutasi lagi lho.. hihihii.
rumah, aku titip keluargaku ya. aku titip ibu dan ayah (eh, dinding pembatas kamar mereka dan kamarku masih retak?). aku titip juga keponakanku, keliatannya dia bakal makin liar dalam berlari dan menari ke semua sudut. hehehe. dan kakakku, dia baru saja ulang tahun, beri saja dia kado istimewa seperti the paralyzer yang ada di kamarku, pindahkan ke kamarnya..
rumah. tunggu kedatanganku ya. aku merindukanmu, dan desaku disana. bagaimanapun, desaku tetap yang terindah. seindah permainan kelereng hingga waktu magrib, atau gobak sodor yang tidak pernah sepi dengan gelak tawa anak-anak desa, teman-temanku. dan aku tidak pernah marah, meski sungai di desaku hampir menenggelamkan aku ketika banjir saat hujan sore itu. kau tetap yang paling indah di hati. sepertinya 3 bulan lagi kita baru bisa bertemu. dan saat itu, aku ingin kamu, dan seluruh keluargaku, utuh. agar kita bisa menonton TV sama-sama lagi.

(When you miss your family, you dont need to be ashamed to say a word)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar