Sabtu, 08 Februari 2014

IB Story Part 1 : Sepotong Hati di Atas Gunung

Haloh semuanyah.

piye kabare kabeh? masih tetep sehat toh.. masih ganteng seperti saya toh.. masih  suka ngupil toh? yap, ngupil memang idola setiap remaja. bahkan ketika dewasa orang masih suka ngupil. dipercaya, dengan mengupil dapat meningkatkan hasrat hidup setiap orang. tidak percaya, silakan buktikan! setelah mengupil, lobang hidung akan membesar, udara segar masuk lebih sempurna, semua energi kehidupan ada pada diri anda. rasakanlah, kini aroma kehidupan dapat anda hirup, rasakanlah. INI SIAPA YANG KENTUT YA? hoeek. heheheee..

(ngomong apaan sih, nyet, ga jelas banget?)

oke. sori ya udah nyampah. abis daripada ga nyampah, mending nyampah kan? (iye, maksa, gue tahu).

oke brai, tulisan kali ini bakal nyeritain tentang IB pertama gue di kampus sumbar. For Your Information :

IB bukanlah Initializing Battle .................... <= otak Gamers
IB bukanlah Ilmu Bungkam ........................ <= otak dukun santet
IB juga bukanlah Interesting Body ............. <= otak mesum
Tapi IB adalah Inyiak Bapak ....................... <= Ini sih otaknya orang minang

ok, serisus, IB yang gue maksus adalah Ijin Bermalam, maknyus (y) ........ <= ini baru otak Praja.

jadi, dalam rangka hari raya Imlek 31 januari 2014, kampus ngasi selama tiga hari mulai jumat. buat yang belom tau, Ijin Bermalam adalah saat dimana Praja diijinkan untuk keluar kampus dan jadi gelandangan. hehehee, gak lah. kalo ada IB kita bisa bermalam di mana aja yang kita inginkan. di mana aja. kecuali di hati mantan. Ciahh!

kami, para praja yang haus akan darah manusia segar, menyambut IB dengan penuh suka cita.

beragam ekspresi terlihat di rona gembira wajah para praja. ada yang merayakannya dengan potong tumpeng yang tingginya lima meter, ada yang peluk-peluk patung PKD sambil bilang "Makasih Patung PKD, Makasih" dilanjutkan cium pipi kanan-cium pipi kiri. gue sendiri tadinya mau ngerayain dengan menghamili anak orang. tapi kayaknya bokap nyokapnya bakalan marah deh

ok, to be honest, emang ga selebay itu. tapi IB memang ibarat es kolak di waktu buka puasa, saleb nosib di waktu bisulan, waktu datangnya pas banget. (ngomong-ngomong, es kolak boleh juga nih)

gue emang udah rada jenuh kegiatan di dalam kampus terus. apalagi malam harinya satuan gue, madya praja, udah 'habis' untuk pengambilan pita hijau pengkaderan unit kegiatan praja. pokoknya, IB ini emang waktu liburan yang pas. udah lama nih ga ngerasain yang namanya long weekend.

jadi, IB perlu direncanakan dengan baik dan matang. dan gue, sampai apel pelepasan IB, masih bingung mau kemana.

IB tanpa tujuan yang jelas, bagaikan titit tanpa ereksi. lemah. lunglai. tak ada tenaga. tak ada gunanya.

gue bingung, temen-temen gue malah ada yang udah calter mobil, pesan penginapan, cukur alis sebelah, sementara gue masih diem dengan wajah IB-kemana-nih-woy gue. mungkin karena gue emang orangnya easy going. gue gampang kemana ajah. so, mau kemana aja gue anggap gampang. sampai akhirnya ga tau mau kemana aja. iya, gue orangnya emang gitu. (baca : bego).

sebelum ajah IB-kemana-nih-woy gue berubah jadi gue-IB-di-kampus-ajah, gue mikir keras gue harus kemana. gue mikir sambil ngeden. dan ternyata sodara-sodara, gue denger kalau mas agungbikin rencana buat naik merapi ama temen-temennya. pucuk dicinta, teh pucuk harum. gue langsung menghadap ke mas agung buat nama gue dimasukin sebagai anggota pendakian.

gue dan fairus ijin untuk bisa diikutkan. nama gue ditulis dilembar kertas, terukir indah disana, oh, gue naik gunung. gue seneng banget. sampai  nama itu digeser oleh 2 nindya yang masuk mendaftar. ****** (untuk senior, itu bacanya 'sabarr', hehehe).

mas agung jadi ga enak sendiri gitu ama gue. tapi gue paham lah, mas agung harus milih korsa temen-temennya daripada gue yang penuh dosa ini. huhuhuu. yoweis, namaku dicoret. bentar ya, gue nangis dulu. udah.

dicoret dari daptar rombongan, gue ga mau nyerah. udah terlanjur niat, gue harus berangkat. akhirnya gue mencetuskan sebuah ide yang brilian. gue bakalan berangkat sendiri. dengan atau tanpa mas gue. juga, tanpa fairus. tanpa semuanya. yeahh!! #iket kepala.

gue bilang ke mas gue kalo gue mau berangkat sendirian. untuk penunjuk jalan gue bakalan ngikut sama rombongan pendaki yang lain setibanya di pos. gue jenius.

awalnya mas gue rada-rada ragu gitu ma ngasih ijin. wajar lah, mas gue sendiri belum pernah naik ke marapi. gue juga ga heran kalau nantinya dia larang gue, gue bakal tetep berangkat. tapi rupanya kegigihan gue berbuah hasil. karena cuma satu orang madya yang akan diikutkan, maka mas gue memasukkan nama gue lagi di daptar kelompok pendaki. dan nindya yang lain, SETUJU.

alhamdulillah, gue diajak naik gunung merapi, rupanya cita-cita saya akan segera terwujud, doakan saya sukses sodara-sodaraku.

innalillah, gue diajak naik gunung merapi, seekor madya praja, dalam pendakian bersama 14 orang nindya praja. doakan saya selamat sodara-sodaraku.

off, setelah melengkapi iuran pendakian 100ribu, gue langsung diajakin mas gue belanja perlengkapan. sewa tas, tenda, beli kompor, makanan dan lain-lain. ngomong-ngomong, gue jadi beli sarung tangan Eiger neh, which i have wanted it so long. harganya 60rebu. sekalian ama kupluk Rei yang harganya 35rebu.

sorenya (atau malamnya ya?), setelah menunggu orang yang janjiannya jam empat tapi jam enam masih belum dateng, dan diwarnai acara lompat pagar oleh seorang madya praja, sebut saja Joko, kami berangkat dari kampus pake angkot ke tempat pos pemberangkatan pendakian, kotobaru. jarak kampus-kotobaru ini kurang lebihnya satu jam doang. jadi jam delapan malem kita langsung memulai perjalanan dari pos pemberangkatan. #musik seram mengalun

seperti biasa, 30 menit pertama adalah 30 menit paling anjrot dalam sebuah pendakian. keringet keluar banyak banget. nafas masih nggak beraturan. gue udah kayak suster ngesot yang ikut lari maraton.

banyak sedot udara, tapi cuma sedikit yang masuk. masalahnya, lobang hidung gue yang ga proporsional besarnya ama hidungnya sendiri. kecil banget. yoweis, yang penting tetep bisa bernapas toh?

kami jalan dalam rombongan 15 orang. kiyai kukuh julian di depan. ia sebagai sosok yang pernah sampai ke puncak waktu masih muda praja, dipercaya dan diyakini dapat membimbing kita menuju jalan kebahagiaan. eh, ini kiyai kukuh apa mario teguh ya? #salah konsep.

jam 1 pagi pendakian di stop. kita break. udah ga bisa dipaksa jalan, takut mandul (loh?). di camp, mulai deh, bangun tenda, bakar kayu, sampe masak-masak. minuman hangat andalan gue adalah wedang sari jahe instan. disajikan dengan panasnya tekad seorang petualang, jam setengah dua pagi di lereng gunung, srrupuuuuutttt, eenak tenan. berhubung gue bawa stoknya banyak, gue bagi-bagiin deh ama senior-senior yang udah pada ngelirik syirik denger sruputan-sruputan nikmat iBor jahanam. huehuehuee..

makanan andalan kami saat itu adalah makanan andalan sejuta umat, mie instan. yap. dengan bungkusan-bungkusan nasi, tersajilah menu paling primitif dalam dunia pendakian. mie instan nasi bungkus.

and you know, alam memang sangat pengertian. apapun yang ada disana saat itu rasanya eenak tenan. huehuehuee..

gue tidur diluar, dengan kaka romy dari NTT. 02.00, madya praja tidur bersebelahan dengan kaka polpra, dengan satu matras, dalam satu slimut, alam memang romantis ya. gue pun tidur dengan ganteng. eh iya, gue ga lupa kencengin iket celana kok, tenang aja.

"berdoa, mulai" kata kaka aristyo

jam 04.15 kita memulai perjalanan menuju puncak. emang, setiap memulai dan mengahiri perjalanan, meskipun belum sampe finish, kita terus berdoa. doa bikin kita tenang. dan setelah sekitar sepuluh menit berjalan, kami menyadari sesuatu. kami telah salah milih tempat camp. -_-. tepat 200 meter didepan camp gue ada banyak tenda-tenda didirikan di tempat yang lapang, with very nice view.

yaweis, kita lanjutkan perjalanan. naik-naik ke puncak gunung, cadas-cadas sekali. tapi untunglah, jalannya bukan pasir, tapi batu-batuan. jadi perjalanan ga lama-lama banget. sekitar satu jam kemudian, mas agung dan gue yang ada di paling depan ling lung.

mas agung : "le, kok jalannya rata?"

gue : "iya mas"

mas agung : "kita dimana le?"

gue : "kayaknya, kita udah di dunia yang lain mas"

mas agung : "mbahmu kiper a le!, iki puncak, gundul"

puncak gunung marapi beda dengan puncak-puncak yang pernah gue daki sebelumnya. emang agak mirip dengan puncak mahameru, lapang berbatu batu. tapi bedanya di marapi ini ada tanah lapang yang ditutupi pasir. lot of pasir(s). ga ada kerikilnya. cocok untuk jungkir guling. tapi kayaknya engga usah deh.

hal yang mengejutkan adalah, ternyata di lapangan itu ada bola kaki. oalahh.. jadi ini lapangan bola toh.. kira-kira, klub bola macam apa yang latihan di lapangan bola 2891 mdpl gini? kalo ada mungkin namanya Aregun FC (Arek gunung football celup) kali ya? kayak Arema FC gitu..

here is the sweet one. di puncak merapi, jam 05.27, mas nurul huda mengumandangkan adzan subuh. suara adzan ini adalah suara adzan paling syahdu yang pernah gue dengar.

dan pagi itu, tepat 01 februari 2014, di puncak gunung tertinggi kedua di sumatera barat, gue sholat subuh berjamaah. gue haru. sekali-kali gue harus nyeritain hal ini ke emak gue biar gue diijinin buat lebih sering naik gunung.

abis itu lanjut jalan mengelilingi kawah yang lagi nyembulin asap-asap. kami foto bareng disana. capek-capekan bareng. juga ketawa-ketawa bareng. everything went more romantic when the sun rises. ini salah satu tujuan utama pendakian.

puncak tertinggi gunung marapi namanya puncak merpati. jalan kesana ternyata bahaya banget. tracknya cuma cukup buat satu orang, dan berkerikil, dan berjurang di kanan-kiri. sekali keselip, anak akan menjadi yatim, istri menjadi janda. (eh itu istri siapa bor? ngaco lu)

kita sempet ngebahas, apakah perjalanan akan dilanjutkan ke kebun edelweis atau engga. kebun edelweis ini ada diantara puncak merpati dan puncak elang. jadi, kalo mau ke kebun bunga abadi ini, dari puncak merpati kita turun ke semacam lembah yang banyak bunga edelweisnya. tapi, untung tidak dapat diraih, malang kena abu gunung kelud, perjalanan tidak diteruskan karena kabut menutupi sepanjang jalan yang berbahaya.

akhirnya kita mutusin buat sampai sini aja. di puncak merpati. here i got some stuff.

Para Pencari Gunung

Gue yang pake sarung tangan Eiger. inget, Eiger, Eigeerr!!

Sunrise dan sarung tangan Eiger. inget, Eiger, Eigeerr!!


































































here i got another touchy sense. perasaan yang selalu muncul ketika kita udah sampai di tempat yang udah kita perjuangkan dengan darah dan keringat, dengan perjuangan fisik dan hati, perasaan yang gue suka, yang gue sebut dengan Potongan hati yang meleleh.

perasaan dimana kita ngerasa semakin kecil, takut dengan kebesaran alam, tunduk dengan kekuatan pencipta alam. gunung yang tiap hari gue pandang penuh keacuhan menuntut pengorbanan yang sangat besar untuk bisa meraihnya. sangat besar.

dan berada di puncak gunung kek gini bikin gue inget tanggal 03 januari 2012, di puncak mahameru.

dimana cita-cita gue seakan dibungkus dengan begitu indah. bersama HOS Cokroaminoto yang gue sayangin.

waktu dimana gue masih ngebawa doa hangat dari tapir, dengan sedikit perasaan yang diberikan sang kupu-kupu.

entah kenapa semua rasa itu muncul.

rasa sakit hatinya dipersalahkan atas kesalahan orang. rasa bingung saat dipertanggungjawabkan untuk keputusan yang bahka gue ga ngerti sama sekali harus berbuat apa. perasaan saat tersesat dan tidur berakhir di lereng gunung yang miring.

semua rasa itu muncul. di dalam potongan hati yang gue tinggalkan di puncak gunung yang lain. bersama orang-orang yang lain. rasa itu, membuat gue ga bosan terus naik gunung dan mencicipi potongan hati itu. lagi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar