Sabtu, 25 Januari 2014

Pelatihan SAR dan Sebuah Perasaan

pertama-tama mari kita ucapkan Dies Natalis kampus IPDN Regional Sumatera Barat. ini adalah ulang tahun ke 4 IPDN Sumbar. yyeeeeey....

#tiup ketek

Gini, kali ini gue pengen nulis yang agak beneran dikit. biar blog gue isinya ga 'sampah' doang, tapi juga ada pengetahuannya biar dikit. gaya toh?? here i go..

jadi tanggal 17-19 kemarin kampus gue bekerjasama dengan BASARNAS kota Padang ngadain pelatihan SAR bagi seluruh satuan Praja. kami diberi pelatihan intensif selama 3 hari dengan 1 hari teori di kelas, 2 harinya main layangan (praktek). Tujuan pelatihannya, katanya sih, biar kalo ada bencana terjadi di wilayah yang kita kelola kita bisa tanggap mengatasinya. padahal ntar kalo ada banjir palingan juga gue yang kelelep duluan. hehehe.

Di pelatihan SAR gue dapat macem-macem ilmu penyelamatan :

1.  KNOTTING

knotting adalah pengetahuan menggunakan tali untuk membuat simpul-simpul penyelamat. mulai dari simpul 8, double 8, pangkal, kupu-kupu, dan lain-lain. simpul-simpul ini nantinya dapat digunakan untuk menambatkan pada batang kayu, membuat ring, naik-turun bukit (repling) dan lain-lain. intinya, simpul-simpul tadi dibuat untuk menyelamatkan nyawa orang, bukan untuk bawa lari kambing orang. tolong ya, jangan salah sangka, saya sudah tidak melakukannya lagi.

2. High Angel Rescue Technique (HART)

HART. namanya kayak merk raket bulutangkis. tapi bukan, ini bukan tentang bulu yang ditangkis-tangkis itu. ini adalah tentang penyelamatan korban di medan terjal. teknisnya, HART ada 2 jenis, yakni ascending (naik), dan Descending (turun). gue sebenernya pengen bertanya kenapa ga ada yang namanya Nyerongding (ke samping), tapi gue urungkan karena takut dikira spiderman.

dalam melakukan HART ada beberapa peralatan wajib seperti Carabiner (besi untuk menghubungkan penolong dengan tali), webbing (tali pengaman untuk penolong), Carmentel (tali yang dipakai untuk naik-turun) (bener ga sih nulisnya?), helmet, handgloves dan figure 8 (yang bikin bisa turun cepat).

HART biasa dilakukan untuk penyelamatan di medan terjal, tebing, ataupun gedung tinggi. semua sesuai selera anda.

Bukan Boyband















3. Water Resque Technique

Penyelamatan di air ini pake alat yang namanya Life Jacket a.k.a. Pelampung. tapi tekniknya yang banyak. di water resque ini diajari cara penyelamatan korban hampir tenggelam. seperti cara membawa korban dengan teknik hip pistol grip, pull back, cara mengajak korban agar bekerjasama dengan penolong, dan seterusnya.

langkah-langkah penyelamatan :
1. kenali korban. jangan tolong korban jika ternyata dia punya sirip Kisame
2. Kenali lingkungan. pastikan aman, tidak ada hewan buas dan kuning-kuning buas.
3. persiapkan penyelamatan. lempar ban karet, atau bawa pelampung.
4. dekati korban. kecuali dia sudah punya pacar.
5. kenalkan diri anda sebagai penolong. hal ini agar korban tidak panik. atau setidaknya walau panik dia tidak meronta.
6. tolong korban dari belakang, lingkarkan tangan dan raih dagu korban dengan tangan membentuk seperti postol.
7. penyelesaian, tangani korban dengan hati-hati. apabila sadar, pastikan tidak ada cairan yang mengganggu masih tersisa. apabila tidak sadar lanjutkan dengan RJP a.k.a. napas buatan.

dan VOILA, tiba-tiba anda  telah menyelamatkan nyawa seseorang.

Tenang, pak, anda selamat sekarang. mau pop mie, pak?



















kegiatan pelatihan ini punya banyak manfaat bagi gue. gue jadi tahu gimana caranya menolong orang saat terjadi bencana, atau minimal gue sendiri ga jadi korban.

ada satu prinsip penting dalam semua proses penyelamatan, yakni pastikan diri kita sendiri sudah selamat (aman) sebelum menyelamatkan orang lain. kalo diri kita sendiri ga aman, gimana kita mau menciptakan keamanan bagi orang lain? bisa sih, dengan menjadi petugas keamanan di tempat pengungsian, tapi bukan itu maksudnya.


saat kita mau menolong orang lain, pastikan kita memang mampu menolongnya. jangan syukur-syukur pengen nolong terus nyemplung ke aer yang dalem sementara mandi di bathtub aja tenggelem!

but, in fact, kita ga pernah tahu kapan bencana itu bakalan dateng. kita ga mungkin kemana-mana bawa carabiner atau pelampung, karena kita akan dikira menyaingi salesman perlengkapan outgear. yap, kita ga bisa always prepared buat nolong orang. seperti menolong orang tenggelam, misalnya.

miris memang buat yang ga punya kemampuan menolong contohnya berenang. mereka tidak diperbolehkan menolong orang yang jelas-jelas udah salto-salto, mangap-mangap, dan menggelepar-menggelepar mau mati, yang itu terjadi di depan mata mereka. what the crap, folks, karena kalo kita maksain nyebur kita cuma bakalan ikutan tenggelem, dan mati percuma. tapi siapa yang bisa menghalangi saat kita melihat yang kita sayang 'is about to die'. suffering together, might seems so much better.

gue jadi inget pas smp gue pernah beliin mantan gue makan siang padahal gue sendiri belom makan dari pagi.

gue jadi inget nyokap pernah beliin gue mainan pake uang terakhir yang dia punya.

dan gue jadi inget bokap gue bilang "lebih baik papa ga pake sendal daripada anak papa ga punya sepatu buat sekolah".

love is rationally irrational. bagaimana kita bisa 'mati' agar orang lain 'hidup' adalah kondisi yang menakjubkan buat gue. rasa yang diisikan Tuhan di hati manusia untuk membuat kehidupan lebih baik. rasa ingin membahagiakan orang yang kita cinta, meski harus ngorbanin kebahagiaan kita sendiri. even when we already have nothing, we want to be seems fine and 'let me help you'. well, siapa yang tahu, perasaan sayang yang justru 'membunuh' disaat-saat tertentu. dan manusia, dengan anehnya, rela untuk terbunuh demi hal semacam itu. no one responsible because no one can eksplain. kalo kata raditya dika "apa yang bisa disalahkan dari orang yang terlalu sayang?".

jadi pada dasarnya kita harus siap. siap menolong orang. siap menghadapi hidup. siap pura-pura gila dan nari poco-poco waktu ketahuan bolos (mantul). pokoknya harus siap. karena orang yang beruntung adalah orang yang selalu siap. lebih baik mencegah daripada mengobati. anak demam, minum bodrexin!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar