Minggu, 18 Desember 2011

Alien Titisan Dewa

Argghh,, alien lagi, kini dia berulah semakin parah, sadis, anarkis dan meringis.

Gue ga tau harus menganggap bocah ingusan ini anugerah ataukah musibah. Anak lucu cantik pinter tapi sering mengundang marabahaya. Andai ni bocah ada di istana negara, gue yakin dia udah bikin bencana nasional disana.

Hari minggu, hari cium mama papa, I’am home, hallo home, hallo my room, hallo my plants,  hallo mi ayam dan penjual-penjualnya yang c1m03t cl4lo3…… tolong gue keselek

Sore yang indah di bumi Gedangmas. Desa elok amat kucinta. Desa tumpah darahku yang mulya dan kupuja sepanjang masa. Ough, even doraemons’ is better than my voice. Gue duduk nongkrong nyantai di kursi depan rumah gue sambil mainin laptop. Dan seperti yang bisa loe tebak, alien mungil muncul secara misterius. Dia berulah lagi dan niat jahatnya makin menjadi-jadi. Alien Oh alien.

Nayla mukul-mukul  beringas dengan tongkat bamboo yang ditemuin di tanah. Andai saja nay tahu kalau tanah itu sudah dicemari kotoran burung onta. Penganiayaan ini tidak hanya dialami oleh gue, tapi laptop gue juga. Kasihan laptop gue. Udah gue paksain kerja keras masih aja dipukuli majikan sekundernya. Untungnya aksinya ini tidak berlangsung lama.

Tapi ada yang lebih mengerikan, dia numpahin air kearah laptop gue. Memang tidak tepat sasaran tapi alirannya jelas menuju target. Mungkin seharusnya nayla gue ajarin jadwal krimbat nih laptop dan tata cara mempergaulinya. Agar alien mungil yang hidup dirumah gue ini tidak semakin liar.

Dalam kondisi yang segmenting itu, gue selaku siswa R-SMA-BI SMA NEGERI 2 LUMAJANG (gila sombong abiss) harus cak-cek mengambil tindakan. Gue lihat ada tisu disamping gue. Sialnya, begitu tisu hamper aja gue raih, nayla dengan rakusnya mengambil tisu itu dan mempergunakannya untuk mengelap sisa saus cilot dan coklat di mulutnya. Sambel. Kondisi tidak menguntungkan ini memaksa gue bergerak lebih jauh kearah dapur, lap masak sang bunda, opsi terahir yang tersedia. Tenang top, kinerja laptop yang teraniaya masih diakui.

Tertangkap Kamera
Skip to the evening, ada duren nih, cihuy, asek asek. Duren kecil itu tinggal sendirian saja. Santap santap.

Namun sekali lagi, malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih. Alien kecil menculik duren kesayangan gue. Gue coba negoisasi dan lobbying “nay, om minta sedikit ya, ka nom belum pernah”. Tatapan nay sendu, mulutnya mangap, dan yes, dia kabur, membawa lari barang bukti berupa duren imut idaman.
"Puna Achu, Ini cemua punya achu" : alien alay
















Terlepas dari itu semua, gue sempat terharu ama kejadian terakhir mala mini. Yakni saat gue, secara tidak sengaja, memakai nada tinggi saat nay mencoba (sekali lagi) mengakhiri hidup si laptop dengan tombol biru ajaib. “NAYY…”. Dan apa yang dilakukannya teman-teman, dia lari ke kamarnya, gue ikutin, dia tengkurep dan nangis. Sampai akhirnya suaranya hilang seiring terlelapnya dia.

Disana gue terenyuh, ada pelajaran penting hari ini, ternyata anak kecil se alien naypun bisa merasakan sakitnya diomongin cara kasar.

Cepatlah besar nay, tapi jangan hancurkan isi rumah ini.
Eniwey, besoknya nay udah ga bakalan sedih lagi, dia ada acara study tour bersama teman-teman PAUDnya ke taman botani jember. Gila aja nih alien ngerti apa ? pasti ini politik praktis para ibu2 ekonomis. Over all. Semoga nay bisa menemukan jodohnya disana. yang sejenis dengan dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar