Sabtu, 26 Juli 2014

Balada Potongan Hati Wahyu Koko

Gue baru pulang dari RS. Dr. Soetomo Surabaya. Bukan, gue bukan operasi kelamin. Gue bareng Korps Praja Kota Pisang mulai wasana XXII sampe madya XXIV pergi menjenguk salah satu adek gue, Ikal (nama yang cukup imut untuk ukurannya) dari angk.XXIV yang sedang kemoterapi serius.

Sebelumnya kita ada acara di Malang. Cuti tahun ini bisa agendanya buka bersama korps praja kares malang mulai wasana sampai madya. Cukup exciting sih, masing-masing praja diwajibkan membawa pasangan. Temen, pacar, selingkuhan, terserah yang penting pasangan. Adek gue, Firdaus, bawa pacarnya. Si Dwi, adek gue juga, bawa sepupunya. Tiba giliran Muklis, adek gue satu lagi, gue tanya..

"dek, pasanganmu siapa?" tanya gue, bak seorang kakak yang takut adiknya tidak laku.
"ijin mas, tidak ada mas" jawabnya rendah
"loh, kok bisa ga ada?"
"iya mas, tadi ada, tapi saya di PHP" dia diem, gue diem, kita semua diem, "pasangan saya sudah di booking mas agus" lanjut muklis. satu ruangan ketawa pecah!
"sabar ya dek, persaingan hidup memang keras" #pukpukk

Gue? gue bawa pasangan kok. Sebut Saja Koala (bukan nama sebenarnya), 19, asal leces. saya dan dia awalnya hanya.. (loh, loh, kok jadi kayak berita2 di koran memo). Oke stop. Dia pasangan gue, sekarang dan seterusnya. Later i'll tell about her, more often. ;)

Ada yang enggak biasa dari acara kumpul kali ini. yakni ditemukannya Wahyu Kukuh Kurnia Putra (baca : koko pengong) yang telah menghilang berhari-hari tanpa surat, tanpa kabar, juga tanpa surat kabar. hanya hutang yang ditinggalkan.

Jadi ceritanya ni anak sempet ngilang berhari-hari dari peredaran. Praktis, ni bocah ga pernah ikutan kumpul sampe akhirnya di acara buber diketemukan oleh pihak yang berwajib (wasana praja, mampus).

Banyak gosip beredar tentang menghilangnya koko, mulai dari nginep dirumah pacarnya, touring sama temen-temen kuliahnya, sampai diculik tante-tante yang ngefans ama praja. Who knows, yang pasti adalah : dia jadi buronan nomer wahid mulai wasana hingga purna praja lumajang. Juga, bokap-nyokapnya. (ini serius, bonyoknya ga tau koko ngilang kemana). Segala daya dan upaya telah dikerahkan. Mulai dari ditelpon, sampai dilihat di koali isi air kembang. Hasilnya nihil.

Sampai akhirnya dia muncul dan disergap oleh wasana praja di acara buber kares malang. BUSTED. you gonna kidding me if you got no correction. khukhukhuu

Sebelumnya, Perjumpaan gue dengan koko adalah saat buber kares malang XXIII. Do'i ikut makan bareng disana. Gue gunain kesempatan ini buat introgasi dia, siapa ini benar-benar kasus penculikan, dan gue bisa dapat tambahan energi dari kasus ini (<= mabok Criminal Case)

Well, apa yang gue dapet dari upaya introgasi gue lebih dari yang gue harapkan. "aku kesel wes le, payah kabeh wes, koyoke mari iki ga dadi praja maneh aku dadi mahasiswa ae". Kalimat ini bisa diartikan kedalam bahasa indonesia dalam satu kata : MUAK.

Koko muak, dia merasa mencapai batas dari Temperature-limitnya. Well, ini akan sedikit merepotkan.

Upaya gue mengajak koko pulang secepatnya gue lanjut, gue bujuk dengan segala macam bujukan yang gue bisa. Tentu ga sambil ngegrepe-grepe, tapi sedikit banyak gue tahu tentang keluarga koko dan How-he-should-to-be. Kalo dia kurang respek sama keluarganya, bagaimana dengan keluarga orang yang dia sayang? bagaimana dengan orang-orang yang sudah terlanjur bangga dengan statusnya sebagai Praja? bagaimana dengan angannya yang sebentar lagi CPNS?

"hidup kita memang susah, tapi ini hanya awalannya" bujuk gue, penuh kemesraan.
"selama lebih dari dua tahun aku jadi praja, ga pernah merasakan kebahagiaan seperti saat berkumpul dengan teman-teman mahasiswa kemaren"

Gue setuju. Banget. Gue pernah ngerasain perasaan yang sama. Meski gue cuma sempet ngerasain kuliah dua minggu doang, tapi berasanya seru. Aroma kebebasan semesta mahasiswa yang seolah-olah siap menerjang apa saja dan meledak kapan saja. Mimpi-mimpi jadi pekerja lepas dan jadi enterpreuner muda. Semangat mahasiswa tahun pertama yang gue kobarkan, masih terasa panas sampe sekarang.

Inget postingan gue tentang 'rumah'?. bagaimana kita membut suatu tempat menjadi yang paling nyaman buat kita, dari banyaknya potongan hati yang kita letakkan disana, yang kita warnai dengan tawa, tangis, konflik, usaha, dan mungkin cinta. Sampai kapanpun bahkan hingga tempat itu hilang, potongan hati yang kita letakkan akan tetap membuat kita merasa nyaman disana. Di 'rumah' kita yang lain.

Seperti orang yang mencintai terlalu dalam, ketika putus bakalan desperate dan susah move on. Itu karena terlalu banyak potongan hati yang ia letakkan pada satu orang.

Seperti koko, sepertinya ia terlalu banyak meletakkan potongan2 hati disana. Sampai ia lupa, bahwa itu hanyalah potongan2 kecil yang harus ia tinggalkan.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Masalah koko akhirnya selesai. Ya, diselesaikan secara 'adat'. Tapi wasana tampaknya ga akan melupakannya gitu aja. Begitu juga Rizka. Apa yag telah koko lakukan memberi bekas buat Rizka. Sampai tulisan ini gue terbitin, Rizka masih enggan memanggil Koko dengan 'Mas'.

Mungkin masalahnya emang cuma selesai buat gue aja. Engga buat yang laen. Termasuk buat koko sendiri. Dalam perjalanan pulang dari malang 23 Agustus kemaren, gue dapet kabar bahwa Koko di rampok. Motornya (actually, its his girlfrend's) diambil orang pas dia lewat jalan sepi di pasuruan jam 4 subuh. (yaelah nekat banget si lo kokoooo....)

pesan moral : kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tapi juga karena niat korbannya. PASDAWALAH!


Jumat, 04 Juli 2014

Emaak, Aye Nindya Praja, Mak!

Tiga minggu kemaren berakhir dengan ini..

GAP IPDN SUMBAR

Loe pasti tau gue yang mana... :D
GAP JATIM REG SUMBAR XXIII

BUKIT PRAJA


naik, naik, ke puncak bukit

"Sebuah bangsa tidak akan kekurangan sosok pemimpin selama pemudanya suka bertualang ke hutan, gunung dan lautan" JH Dunnant

thats my campuss


Cheer up! click

FAREWELL MAS MBAK JATIM 22 REG SUMBAR

Setiap pertemuan berkonseksuensi pada sebuah perpisahan. Dan seperti semua perpisahan, ada yang namanya momen berpisah. Yakni saat-saat dimana kita tidak siap untuk meninggalkan semua hal dengan semua kenangan yang kita buat bersamanya. Bagi angkatan XXIII, mas mbak XXII sudah seperti keluarga sendiri, mungkin demikian sebaliknya. Hari-hari akan terasa berbeda tanpa melihat wajah mereka, mendengar seru suaranya, hal-hal yang kita bagi bersama, tawa, sedih, bahkan koreksi-koreksi. Setiap hati mereka yang mendengar kata Reg.Sumbar akan bergetar, merasakan kembali potongan hati yang mereka tinggalkan, disini.

Bagi mereka, kampus sumbar mungkin sudah seperti sebuah sepatu, yang awalnya kurang nyaman tapi perlahan semakin pas dipakai dan terus-menerus menemani setiap langkah dan lari mereka. Kini sepatu itu harus dilepas, dan kembali melangkah dengan sepatu yang baru, Jatinangor.

Selamat berjuang, mas mbak, we love you all... :')

tak akan terlupakan

Kita akan berkumpul lagi, yeah

NINDYA PRAJA....

Alhamdulillahi robbil alamiin




HOME!

Cuti tahun ini bener-bener bikin meringis. Tujuh minggu, mulai tanggal 2 juli 2014. Gue bisa pake buat ternak hamster sampe tiga generasi neh. khukhukhuu. Yang pasti gue harus susun rencana cuti panjang ini biar ga berakhir mubadzir seperti tahun-tahun kemaren. Rencananya adalah : menjalankan rencana wasana praja. (nasib masih junior.... T_T )

Rumah, ga banyak yang berubah dari bangunan tua ini. Masih tetap dengan warna yang sama, dan berantakan yang sama. Hei, ranjang warisan, long time no see. :D